Media Harian Online

Media Harian Online
Home » , » Menengok Prostitusi Edisi Ramdhan

Menengok Prostitusi Edisi Ramdhan

Written By Unknown on Sabtu, 15 Agustus 2015 | 20.09

Nganjuk, DutacwNews. Lokalisasi di Kabupaten Nganjuk memang telah resmi ditutup, namun masih banyak pula yang nekat menggelar praktik esek-esek dengan cara sembunyi- sembunyi. Sebagai sarang prostitusi termurah. Cukup dengan membayar Rp 50.000,- hingga Rp 200.000,- sekali kencan atau short time, para lelaki hidung belang sudah bisa mengisap madu sang kupu-kupu malam.

Seakan sudah menjadi tradisi, di saat beberapa pekerja seks komersial (PSK) pulang kampung, Justru eks lokalisasi di Nganjuk ini muncul beberapa PSK musiman atau disebut PSK edisi spesial Ramadan, bahkan disinyalir akan marak beredar menjelang Lebaran.

Adanya dugaan semakin menjamurnya kawasan lokalisasi terselubung di kota angin sampai saat inipun masih belum mampu tertangani dengan baik. Pokok permasalahan pelik bukan terletak pada minimnya giat razia yang digelar Satpol PP atau aparat trantib saja. Namun, masalah sulit justru terletak pada tindak lanjut dari giat operasi yang sebenarnya sudah diagendakan rutin.

Menurut salah satu tokoh masyarakat pemerhati sosial menyampaikan bahwa masalah prostitusi sebenarnya hanya menuntut ketegasan dari Pemkab Nganjuk saja. Jika ada keseriusan untuk membersihkan, tentu jumlah mereka tidak akan membludak setiap tahunnya. “Kenapa banyak dari mereka berasal dari luar Nganjuk. Itu karena di Nganjuk justice bagi mereka lemah,” katanya.

Ditanya mengenai solusi yang bisa ditawarkan kepada Pemkab, pihaknya mengatakan jika memang wanita-wanita tersebut membandel, harus ada pembinaan yang baik. “Minimal dengan menyediakan wadah khusus pemberdayaan bagi mereka. Mereka juga manusia yang butuh perlindungan dan kebutuhan hidup,” tawarnya.

Menyoal mengenai panti sosial, sebenarnya pemkab sudah berkali-kali mewacanakan. Namun, masalah utama selalu datang dari ketersediaan anggaran yang minim. “Kalau untuk lahan sebenarnya banyak. Nah, tinggal kemauan Bupati untuk serius atau tidak mengetuk anggaran pembangunan,” ungkapnya.

Menurut beberapa anggota LSM saat bercengkrama sambil membahas hal tersebut, Solusi yang bisa ditawarkan seperti Pemkab harus mengalokasikan APBD untuk menangani masalah-masalah sosial. Bagaimanapun juga mereka adalah bagian dari masyarakat Nganjuk, pada saat pemilu tidak sedikit dari mereka juga menyalurkan aspirasinya dan tentu kontribusi mereka dalam berdemokrasi harus diapresisasi dengan memperjuangkan nasibnya agar kembali kejalan yang benar.

Tidak ada satupun makluk di dunia ini yg merasa nyaman hidup dan menekuni dunia hitam, jika mereka bisa memilih mereka pasti ingin hidup normal bekerja layaknya manusia normal dan menjalani kehidupan apa adanya. Munculnya PSK tidak terlepas dari modernisasi kota angin yang menyulap kondisi budaya sedemikian rupa. (km)
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. DCW_News - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger